Upcoming Event
- Back to Home »
- A day in the life of a dental student
Posted by : Unknown
Kamis, 02 Juni 2016
A day in the life of a dental student
Dalam dekapan antara hidup dan mati, badanku
terbujur berselimut sepi, kehidupan subuh begitu sunyi hanya ada suara jangkrik
yang menemani. Dengan kerasnya musik jam berbunyi menandakan bahwa aku harus
segera mengabsen kepada Tuhan dan seraya berdoa untuk segala keberkahan yang
aku harapkan setiap harinya, dan bersyukur karena sekali lagi Tuhan masih
menginginkanku bernafas. Saatnya untuk bangun pagi mempersiapkan diri untuk pergi.
Ya, pergi kekampus tercinta.
Namaku fara, saat ini aku sedang aktif
sebagai mahasiswa disalah satu fakultas di Universitas Syiah Kuala, tepatnya
adalah Fakultas Kedokteran Gigi. Berawal dari tahun 2013 saat aku masih tidak
begitu paham dengan dunia kampus, kemudian sampai saat ini, dan detik ini tidak
terasa aku telah menjadi mahasiswa semester 6 di kampus tersebut seiring dengan
perubahan yang terjadi dalam diriku, yaitu menjadi seseorang yang lebih dewasa
dan perubahan sebuah karakter yang luar biasa yang bisa aku rasakan saat ini.
Aktifitas ku sehari-hari dalam menjalani
hidup sebagai seorang mahasiswa, sebenarnya tidak yang terlalu membutuhkan
kata-kata yang berlebihan untuk dijadikan sebuah cerita. Karena pada umumnya keinginan
seorang mahasiswa adalah hanya ingin memberikan yang terbaik entah itu untuk
dirinya sendiri maupun untuk kedua orang tuanya.
Sebenarnya sangat banyak perihal menarik
dari setiap semester yang tiba-tiba aku ingat sebagai sebuah kenangan yang tidak
bisa dilupakan begitu saja, baik itu kenangan baik ataupun buruk. Dalam memulai
aktifitasku sebagai seorang mahasiswa, sama halnya seperti setiap individu
memulainya, aku bangun pagi seperti hujan yang pulang ke langit, kepalaku tidak
berada di tempat yang tepat, pada pukul 6 pagi. Meski kedua mata dalam keadaan
mengantuk, pikiran kosong di balut suntuk, kemudian aku berjalan ke kamar mandi
bersama potongan-potongan mimpi. Ah, pagi hari memang sangat sulit, penuh
dengan kejutan. Seperti kota membangunkan kesepian. Tapi rasanya sangat tidak
menyenangkan jika aku menyerah begitu saja, aku hanya tidak akan pernah takluk,
karena tidak ingin masa depan yang buruk. Setelah itu seperti biasa aku mandi,
kemudian sarapan dan berangkat ke kampus.
Kampusku terletak lumayan jauh dari
rumahku, sehingga aku memutuskan untuk meninggalkan rumah tepat pada jam 7:15 dengan
menggunakan kendaraan yang aku miliki agar aku tidak terlambat memulai mata
kuliah yang akan berlangsung. Kami memiliki jadwal sekitar pukul 8 atau 9 pagi,
mata kuliah berakhir biasanya tepat pada pukul 12 siang. Tergantung dari jam
berapa kami memulai mata kuliah tersebut. Masa – masa pembelajaran di setiap
semester sangatlah berbeda, terkadang pada beberapa semester kami harus
menerima tugas yang banyak dan harus kami selesaikan hanya dalam beberapa hari
saja, namun seiring dengan berjalannya waktu bahkan pada saat semester 6 yang
sedang aku jalani ini tidak terlalu banyak menerima tugas ataupun coursework yang terlalu berarti. Ada
beberapa perihal yang harus kami ikuti pada saat pembelajaran berlangsung,
yaitu tutorial, pleno, dan kuliah pakar. Kegiatan seperti ini berlangsung
selama lima hari dalam seminggu yaitu dari hari senin sampai dengan hari
jum’at. Dan siklus tersebut berlangsung selama tujuh minggu lamanya. Namun ada
satu lagi perihal yang terlewatkan, dimana perihal ini adalah perihal yang
sepertinya sudah menjadi bagian dari setiap mahasiswa kedokteran gigi. Itu
adalah logbook. Apa itu logbook? Kalian bisa mengatakan bahwa
logbook ini merupakan suatu senjata bagi setiap mahasiswa kedokteran gigi. Ya,
logbook ini seakan menjadikan kami layaknya seorang penulis novel sejati yang harus
menyelesaikan deadline cerita-cerita menariknya yang nantinya akan diserahkan
kepada director novel. Bedanya adalah, logbook ini nantinya akan kami gunakan
pada saat tutorial berlangsung dimana kami akan meringkas segala sesuatu yang
kami anggap perlu dan berkaitan dengan ilmu kedokteran gigi yang akan kami
jadikan sebagai bahan presentasi, dan yang membedakannya lagi adalah logbook
ini nantinya akan kami berikan kepada fasilitator atau dosen yang berkaitan di
tutorial. Namun jika berbicara mengenai logbook tentunya terdapat cerita-cerita
menarik pada setiap orang.
Nah, selain siklus tersebut seperti yang
tertera diatas, kami memiliki jadwal tambahan yang lebih menyenangkan dibandingkan
dengan siklus tersebut. Yaitu Skills lab, disini sebenarnya proses
pembelajarannya sama seperti biasa. Namun yang membedakannya adalah, lokasinya saja,
yaitu diruangan laboratorium dan disini kami lebih mendalami teori yang telah
kami pelajari sebelumnya kemudian kami mengaplikasikan teori tersebut dengan
mempraktikannya. Di ruang ini, apapun bisa terjadi. Kami banyak melakukan
beberapa prosedur yang berkaitan dengan ilmu kedokteran gigi, disini kami bisa
melakukan percobaan restorasi misalnya (seperti fillings atau crowns) kemudian
kami bisa mempraktikan bagaimana cara scalling atau root planing, atau sejenis
pembersihan pada rongga mulut lainnya. Dan masih banyak lagi yang bisa kami
lakukan di skills lab, seperti tata karma atau kedisiplinan terhadap pasien.
Biasanya, di akhir pertemuan skills lab ini akan diadakan sebuah evaluasi dari
setiap orang, dan ini merupakan hal yang penting. Dimana agar kedepannya kami
bisa menjadi seorang dokter gigi yang kompeten.
Sebenarnya bagian dari skills lab yang
paling aku sukai adalah pada saat awal masuk di semester 5 yaitu blok 10 bagian
prostodontics. Hal yang paling aku sukai adalah pada proses pembuatan fixed
prosthodontics (seperti bridge, crowns) dan removable prosthodontics (GTSL)
Disini kami memulai nya dari awal pertemuan sampai akhir pertemuan berlangsung.
Yang nantinya hasil dari apa yang telah kami buat akan dinilai oleh dosen yang
bersangkutan. Sangat menarik. Setelah
skills lab berakhir, biasanya kami pergi untuk makan siang di suatu tempat,
karena waktu makan siang itu adalah waktu yang sangat tepat untuk kami sedikit
merelaksasikan otot-otot yang tadinya terlalu tegang. kemudian setelah memanjakan
perut, biasanya kami membuat beberapa impressions (cetakan gigi palsu) kedalam
model untuk pertemuan skills lab selanjutnya, dan bagiku itu adalah proses yang
sangat melelahkan sekaligus menyenangkan dulunya.
Pada hari jumat yaitu berakhirnya mata
kuliah dalam seminggu, setiap orang memimpikan hari libur. Aku memasukan diriku ke dalam hari libur dan
harapan bisa menemukan hal baru.
Langit
menjatuhkan banyak kata sifat, akhir pekan memang selalu menarik. Tidak satu
pun ingin kutangkap dan kuingat dari hal-hal yang telah terlewati di kampus.
Kubiarkan isi kepala ini sedikit bermain seperti layaknya seorang anak-anak
kecil sebelum mengenal sekolah. Karena bagiku mengistirahatkan otak sangatlah
penting. Sangat banyak yang bisa aku lakukan pada akhir pekan, seperti
menyalakan radio dan mendengarkan apa-apa yang aku mau atau mandi, dan tidur
siang berlama-lama. Atau menyimak music di café. Atau menikmati akhir pekan
bersama teman-teman. Atau jika ada waktu lebih aku menyempatkan diri untuk
pulang ke kampung halaman, untuk pulang ke dapur ibu, kemudian melihatnya
sepanjang hari, dan menghirup seluruh kebahagiaan yang ibuku rasakan, aku akan
menyaksikan ibuku memetik sayur di kebun kecilnya di halaman belakang untuk
makan malam yang lengang. Aku ingin membiarkannya tersenyum menatapku makan tanpa
bernapas, atau aku akan manyimak seluruh nasihat yang ia sampaikan sebelum aku
balik ke perantauan. Aku merindukan hal itu sekali lagi. Sepertinya aku harus
mencintai caraku menghabiskan waktu sejenak pada akhir pekan dan ingin
melakukannya di setiap akhir pecan.
Aku hidup diantara orang-orang yang
memilih melakukan usaha lebih keras untuk masa depannya, seperti teman-temanku.
Entahlah, sepertinya mayoritas mahasiswa kedokteran gigi selalu begitu. Dan aku
bahagia akan hal ini, karena dengan begitu aku jadi bisa memahami makna dari
sebuah pengorbanan anak rantauan itu seperti apa. Dan aku berjanji akan
menyelesaikan kuliah ini sesegera mungkin. Karena aku pernah punya mimpi indah,
yaitu menjadi seorang dokter gigi yang bisa membanggakan kedua orang tuaku.
Karena itu, sekarang jalan sudah terlalu panjang dan bercabang-cabang maka aku
akan berusaha untuk mencapai ujung dari akhir perjalanan ku sebagai seorang
mahasiswa kedokteran gigi universitas syiah kuala.
Kiriman: Fara Fatika (2013)